Berpuasa Ramadhan ala food combaining
Sebenarnya saya sudah pernah menulis tetang puasa ala food combining di personal blog saya dan di beberapa tempat lain. Namun karena pasca terbitnya buku saya Food Combining: Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah, banyak sahabat pembaca yang bertanya, maka saya menuliskan kembali supaya lebih segar (*apasih?) Puasa tahun ini adalah Ramadhan kesekian pasca saya menganut pola makan food combining. Sejak awal kenal FC saya juga sudah langsung melakukan puasa dengan tata cara food combining dan sahurnyapun saya memilih eksklusif buah. Ini dikarenakan beberapa hal:
1.Dalam pandangan saya, puasa ala FC sangat bersahaja dan praktis pula
2.Puasa FC membantu mengoptimalkan manfaat kesehatan dari berpuasa
3.Puasa ala FC juga mengoptimalkan maanfaat spiritual puasa (lo? Kok bisa? Ini saya tulisa di kemudian hari saja ya?)
4.Puasa ala FC sangat hemat, he..he anggaran untuk makanan bisa dialihkan untuk yang lain. Apalagi bulan puasa kan sangat baik jika menambah amalan. Sisa kelebihan uang belanja bisa buat sedekah, dll. Nah, lalu dimana perbedaan berpuasa dengan food combining dengan puasa pada umumnya? Saya coba ceritakan pengalaman beberapa tahun terakhir ini, ya.
Sahur Praktis Eksklusif Buah Paling senang saat tahu, bahwa dalam food combining sahur bisa eksklusif buah saja. pasalnya? Saya termasuk yang enggak bisa makan lahap saat sahur. Rasanya jam segitu bukan waktu yang pas buat makan. (pas nya buat molor. Wkwkwk, dasar!) Nah, pas nyoba sahur hanya dengan buah-buahan, rasanya sangat tertolong. Makan buah itu sangat ringan rasanya. Praktis pula, hanya perlu kupas-kupas atau potong-potong, langsung kunyah. Oya, ritual jeniper hangat alias jeruk nipis peras hangatnya pas begitu bangun tidur untuk sahur ya.
Pertanyaan yang sangat banyak muncul kemudian adalah : enggak lemas hanya makan buah? Enggak sakit perut? Kuatkah puasanya? Enggak lapar? Dan sebagainya…dan sebagainya. Sangat wajar menurut saya jika kemudian banyak yg bertanya demikian, pasalnya dalam masyarakat kita seringkali sahur dijadikan kesempatan “menimbun” sebanyak-banyak perbekalan untuk persiapan berpuasa seharian.
Nyatanya, selama beberapa kali Ramadhan menjalani sahur eksklusif buah, saya belum pernah sekalipun jatuh lemas tak berdaya (*lebaymodeon) atau kelaparan luar biasa. Soal rasa lapar, jujur ya tetap ada dalam takaran wajar. Namanya juga sedang berpuasa, kalau terus merasa kenyang malah aneh. Justru rasa lapar itu yang kemudian bisa diambil hikmahnya. Ya enggak? Sepanjang pengalaman saya, bersahur eksklusif buah tidak menyebabkan rasa lebih lapar daripada kalau sahur seperti biasa dengan nasi dan lauk lengkap. Rasa laparnya sama saja kadarnya. Malah di perut lebih nyaman saat sahur ekskusif buah
Apakah food combiner harus sahur hanya dengan buah? Enggak juga! Kalau sekiranya masih belum yakin dan merasa sahur buah eksklusif tak cukup untuk Anda, dipersilakan melanjutkan dengan menu karbo. Artinya, Anda bisa makan nasi, sayur beserta lauknya. Dengan catatan, bukan lauk dari sumber hewani. Tapi saya pribadi tidak ambil pilihan ini. alasannya? Ya sudah nyaman eksklusif buah, tadi.
Berbuka Dengan Manisnya Buah
Kalau secara umum orang meyakini berbuka dengan yang manis (takjil) maka dalam food combining juga sama, bedanya manisnya harus manis buah, manis alami fruktosa buah. Nahh… lagi-lagi saya bersorak, horeeee. Saya tak lagi kudu menyapkan es campur, koktail, kolak atau setup. (ini mah namanya rezeki emak sholihat! Disini terjadi penghematan besar-besaran, saya tak perlu lagi menyetok banyak-banyak sirup, nata de coco, susu kental manis kalengan, dll. Hemat waktu juga. Jadi kesempatan beribadah menjadi lebih banyak lagi.
Tapi, harus diakui, ini menjadi bagian yang berat juga buat saya. Sebab selama puluhan tahun, tradisi keluarga adalah berbuka dengan the panas lanjut kurma atau setup pisang. Nah, harus diakui, rasanya di awal-awal tubuh ini “meminta” teh panas saat berbuka. Tak mudah untuk move-on dari segelas teh manis panas dan beberapa butir kurma. Ha..ha…Tapi toh akhirnya bisa juga berbuka dengan air putih saja dilanjut buah.
Berbuka puasa dengan menu pembukaberupa buah-buahan sangat jauh berbeda dengan ketika masih berbuka dengan teh panas dan lain-lainnya, apalagi dbandingkan dengan buka puasa dengan es campur atau kolak dan semacamnya. Buah-buahan jauh lebih nyaman di perut, memberi energi seketika dan langsung membuat badan segar. Perut tetap nyaman saat dibawa sholat bahkan hingga usai tarawih.
Nyaris Vegan Masih dengan motivasi mengoptimalkan manfaat sehat dari berpuasa, saya biasanya nyaris menjadi seorang vegan saat Ramadhan. Mengapa? Energi untuk mencerna protein hewani kan besar, sementara saat puasa inginnya sih menghemat energi mencerna, iya kan? Kalau di hari-hari biasa, makan dengan pola food combining sih enggak melarang protein hewani. Asal disantap dengan paduan serasi, dan tidak berlebihan, masih oke-oke saja makan daging-dagingan. Di sini terjadi lagi penghematan besar-besaran. (dasar emak irit!) kami hampir tak pernah membeli lauk hewani. Kecuali di akhir-akhir Ramadhan, saat ada tradisi hantaran. Yaitu memberikan nasi plus lauk lengkap kepada para tetangga. Gak ilok rasanya kalau para tetangga juga saya suruh makan ala vegan. Ha..ha…
No Tea-No Coffee-No Soft Drinks Kalau di hari-hari biasa sesekali saya masih nge-teh atau ngopi, maka selama Ramadhan biasanya sama sekali saya berpantang teh-kopi-softdrink. Untuk softdrink nya sih, hari-hari biasapun saya hampir tak pernah menyentuhnya. Bukan sok anti, udah enggak pengen aja, sih! Setelah bertahun-tahun ber-food combining, meski ada masanya FC kurang disiplin, tubuh saya seperti sudah tidak menginginkan softdrink. Kenapa teh-kopi saya hindari betul selama Ramadhan? Tak lain untuk mencegah dehidrasi. Teh dan kopi memiliki efek deuretik. Nah, kalau hari-hari biasa sesekali saya minum teh dan kopi, biasanya saya menambah jumlah air yg saya minum. Tujuannya untuk segera mengganti cairan yang dikuras oleh teh-kopi. Namun kalau di bulan puasa biasanya saya memilih benar-benar menghindari saja teh dan kopi juga softdrink. Manfaatnya? Ada yang berbeda enggak sih setelah berpuasa ala food combining? Jelas ada dong, ya.
Yang saya rasakan dari sisi kesehatan dan kebugaran tubuh misalnya, saat bersahur hanya dengan buah, pagi hingga siang harinya rasanya tetap berenergi, berbeda dengan saat saya masih berbuka dengan nasi dan teman-temannya. Makanya, sahur eksklusif buah saya sebut sebagai sahur anti ngantuk. Ha..ha… Begitu pula dengan pilihan buah sebagai takjil berbukanya. Bagi saya dan keluarga, juga banyak kawan food combiner lainnya, berbuka hanya dengan takjil buah membuat tubuh segar seketika namun perut tetap nyaman tanpa sebah atau perasaan kekenyangan. Menu makan malam lanjutannyapun, karena pilihannya adalah nasi (terkadang saya skip nasi) seabreg sayur dan protein nabati, membuat perut terasa enteng. Kenyang dengan nyaman dan saat tiba waktunya Tarawih tak kekenyangan. Side effectnya?
Juga ada loh! Ha..ha… menurut saya sih, ini sebenarnya tergantung dari pilihan bahan pangan yang digunakan, namun sepanjang pengalaman berpuasa ala FC, saya merasakan banyak penghematan yang bisa dilakukan. Senangnya, kelebihan anggaran ini bisa dialokasikan untuk berderma. Keuntungan lainnya? Ooo masih ada. Ini sih hanya sekadar bonus sebenarnya. Pengurangan bobot tubuh yang signifikan selama berpuasa. Ini jelas sebuah bonus yang menyenangkan kalau buat saya. Badan enteng, dan makin langsing. Nah, itu sekilas pengalaman saya dan keluarga berpuasa ala Food Combining. Mungkin ada teman yang tertarik meniru? Silahkan saja. Atau saya yakin di sini banyak kawan yang juga menjalankan food combining. Yuk share pengalaman Puasa Ala FC. Selamat menyongsong Ramadhan, smoga Ramadhan tahun ini mampu mengantar kita menjadi manusia yang lebih bertaqwa. Aamiin.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/widyanti
0 Response to "Berpuasa Ramadhan ala food combaining"
Posting Komentar